Dengan kapasitas listrik di rumahnya berkekuatan 2,4 kwh, Beben sebenarnya masih bisa mengatur kebutuhan listrik di rumahnya, mau dioptimalkan atau tidak. Yang pasti, harus ada aktivitas pengurasan energi yang tersimpan di akumulator atau accu.
Semula, dengan listrik yang bersumber dari PLN, Beben mempunyai daya listrik di rumahnya sebanyak 900 watt. Ini sangat kecil jika sekaligus digunakan untuk kulkas, setrika, pompa dan tv. Seperti biasa, harus bergantian menggunakan semua peralatan rumah dengan kondisi semua penerangan menyala.
Namun dengan PLTS mandiri yang tersedia di rumahnya, Beben bisa memaksimalkan semua daya listrik, tanpa bergantian penggunaan alat elektronik. Mudahnya, Beben juga bisa mengurangi daya listrik tanpa harus repot. Sementara, ongkos yang digunakan untuk memfungsikan semua penerangan dan alat elektronik besarannya sama, yaitu pada angka berapa jumlah biaya yang digunakan Beben untuk membeli semua peralatan PLTS-nya.
Jika menggunakan PLN, tentu daya listrik yang dimiliki 900 watt tidaklah cukup. Belum lagi jika ada keperluan lain, seperti acara besar di rumahnya atau ada pekerjaan lain yang membutuhkan penggunaan listrik. Maklum, Beben juga mempunyai hobi bertukang kayu di rumahnya yang sering menggunakan alat bor listrik dan alat-alat elektronik pertukangan lainnya.
Beben lantas menyebutkan jika dihitung dari keluarnya biaya, sebenarnya terdapat sedikit perbedaan dengan penggunaan listrik PLN. Namun, dengan keluar biaya untuk memasang PLTS, itu semuanya sudah all in.
“Jadi lebih enak mengatur daya listriknya, mau dimaksimalkan atau minimalkan tanpa harus mengubah menambah atau mengurangi daya listrik,” kata Beben.*