Dedy Hernawan, pimpinan dari Perkumpulan Simpay Panaratas Paraguna Sumedang ternyata tak bisa dipandang sebelah mata. Kiprahnya sudah melanglang buana ke berbagai negeri.
Baiklah, mari kita kupas satu persatu pengalaman bermusik dan berkaryanya.
Dedy Hernawan adalah Lulusan S1 IKIP Bandung, jurusan Pendidikan Sendratasik, Program Seni Musik, tahun 1998. Sejak tahun 1992-1995, ia berada dalam asuhan Prof. Dr. Dieter Mack, dosen luar biasa IKIP Bandung dari Universitas Musik Luebeck, Jerman, terutama dalam bidang Komposisi Musik dan Pendidikan Musik.
Lalu pada Tahun 2000 diangkat sebagai pengajar seni di Sumedang, Jawa Barat, dan beberapa kali mengajar di sekolah menengah atas sampai sekarang ia mengajar di SMA Negeri 1 Sumedang.
Sejak tahun 1998-2007, Dedy juga percaya juga sebagai anggota Tim Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tradisional UPI Bandung.
Tidak itu saja, Dedy juga punya segudang pengalaman berkesenian yaitu menciptakan karya musik kontemporer “KacapiCopong” untuk alat musik kacapi tunggal dan dipentaskan pada Pekan Komponis Muda X-2000 bersama Dewan Kesenian Jakarta di Taman Budaya Jawa Barat, Bandung pada tahun 2000.
Selanjutnya, ryahun 2004, menciptakan karya musik kontemporer “Jari-jari” untuk alat baru berupa pelek (velg) sepeda motor dan dipentaskan di Festival Musik Kontemporer, Berlin, atas undangan dari Haus Der Kulturen Der Welt (HKW), Jerman.
Masih di tahun yang sama, ia menciptakan karya “Walisora Malih Warni” untuk dua alat musik rebab tarawangsa, kenudian karyanya dimainkan pada Festival Donaueschingen Musiktage, atas undangan Radio Sudwestrunkfunk (SWR), Jerman.
Tahun 2006, menciptakan karya berjudul “Boyong” untuk gamelan Salendro dan dimainkan pada Festival Oversteek, Utrecht, atas undangan dari grup gamelan Ansambel Gending, Belanda.
Lanjut, pada tahun 2010, Dedy kemudian menciptakan karya berjudul “Our Mouth” untuk sebagian gamelan Bali dan Perkusi lalu dimainkan di Madrid, Spanyol, oleh grup Neopercussion, Spanyol.
Tahun 2014, ia menjadi penggagas perhelatan Sumedang International Gamelan Festival (SIGFest) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Tahun 2018, Dedy menjadi penata karawitan dalam pertunjukan bertajuk “Impression Universelle” di Aula Simfonia Jakarta. Pada pertunjukan ini, gamelan Parakansalak yang dibuat tahun 1825 dimainkan. Pertunjukan ini merupakan peringatan peristiwa Pameran Dunia “Exposition Universelle” di Paris, Prancis, atas gagasan dari kurator dan konduktor Gabriel Laufer.
Tahun 2020, menjadi penata musik dalam pertunjukan kolaborasi antara Simpay Panaratas dengan Le Concert Impromptu, Prancis, di Aula Simfonia Jakarta. Pertunjukan ini merupakan “Perayaan 70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Prancis” yang diprakarsai oleh Institute Francais Indonesia (IFI) Jakarta.
Tahun 2021, menciptakan karya aransemen “Sonteng” dan musik kontemporer “Jatukrama”, dan dimainkan dalam Festival Adat Kerajaan Nusantara (FAKN) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Tahun 2022 dan 2023, menjadi guru tamu dalam sepekan belajar gamelan di Lychéé Francais de Jakarta bersama guru musik dan konduktor Gabriel Laufer.***
Dedy Hernawan, Komposer Go Internasional yang Berguru ke Prof. Dr. Dieter Mack
