Ini Dia, Bakso Tanggung, Harga Murah Jadi Incaran Semua Orang

  • 4 min read
  • Sep 12, 2023

Sepertinya semua sudah pada tahu dengan bakso tanggung atau baso yang yang dipikul menggunakan rancatan. Bakso ini biasanya ada mangkal di daerah Kebonkol, Sumedang Selatan. Bakso ini sudah menjadi incara semua orang, karena harganya super murah. Dijual dengan harga Rp. 5000 saja, rasa enak, bahan juga berkualitas maka sudah pasti banyak diburu pembeli.

Apun (35) asal Garut ini memulai jualan baso sejak 2016. Pertama kali ia menjadi anak buah dari adiknya sendiri. Nah, justru adiknya lah yang pertama kali menjual bakso seharga goceng saja. Meski harganya cukup murah, namun rasanya tak kalah dengan bakso-bakso lainnya yang sudah terkenal duluan.

Nama Apun ini sebenarnya kurang dikenal sebagai tukang baso. Ia punya nama lain yaitu Kiwil, nama yang diberikan oleh seseorang waktu ia mengontrak rumah di tempat lain di Sumedang. Dari nama itu, jadilah baksonya itu dikenal dengan Baso Kiwil. Tapi ia membebaskan mau dipanggil merk apa basonya itu. Baso Kiwil bisa, Bakso Tanggung pun bisa.

Apun alias Kiwil ini lantas membagikan rahasianya kenapa basonya bisa dijual dengan harga Rp. 5000, yaitu karena ia tak banyak pengeluaran lain lagi selain untuk produksi basonya.

“Saya kan tidak punya kios, jadi tidak ada tempat duduk, juga saya tidak beriklan , saya pun tidak jalan kaki menjajakan dagangan, cukup disini saja. Jadi harga segitu cukuplah untuk kembali modal dan keuntungan,” kata Kiwil yang murang senyum ini.

Harga goceng basonya ini, sayang tidak bisa bertahan. Sekarang, rata-rata ia menjual harga Rp. 7000 perporsi. Tapi bagi pembeli yang ingin harga goceng, masih bisa dilayani

“Beda comotnya saja (jumlah mie dan sayuran yang dimasukkan ke mangkok), jadi porsinya memang sedikit,” kata Kiwil.

Meski sudah naik harga, ia mengaku tidak pernah mengumumkan kenaikan harga bakso itu. Pembeli saja yang kemudian menginginkan porsi seharga Rp. 7000. Meski demikian, sering juga ia menjual harga Rp. 10.000 perporsi.

“Tergantung selera dan keinginan pembeli saja, saya mah menyesuaikan dengan budget pembeli,” katanya yang lagi-lagi tersenyum.

Bakso tanggung ini memang harganya relatif murah, ketika dijual Rp. 10 ribu perporsi pun, karena harga bakso sekarang sudah Rp. 13 ribu ke atas bagi bakso yang berjualan di kios atau ruko-ruko.

Dulu, ketika ia menjual harga Rp. 5000 memang bisa mendapatkan keuntungan sekitar 40-50 persen dari modal. Kini, ketika ia menjual rata-rata Rp. 7000-Rp. 10.000, keuntungannya hanya 25 persen saja dari modal.

“Ya mungkin itu karena harga beli bahan baku memang sudah naik juga kan harga-harganya,” kata Kiwil.

Bahan yang ia beli, disebutkan juga sama dengan bahan yang tukang bakso lainnya beli. Alias bukan bahan baku yang kualitas buruk. Namun, untuk adonan bakso, ia mengaku tak menggunakan bahan-bahan lain, selain garam dan bawang putih. Dengan begitu, harga jual baksonya bisa lebih murah. Untuk sayuran dan bahan pelengkap lain, Kiwil menggunakan bahan yang umum digunakan di pasar alias yang segar.

Setiap hari seluruh bahan itu dibeli dan disiapkan Kiwil sendirian, karena keluarganya tak ikut tinggal di Sumedang. Ia mengontrak rumah di daerah Kebonkol dekat dengan tempat mangkal basonya. Kiwil pun memulai jualannya sekitar pukul 12 siang sampai baso habis yaitu biasanya pukul 5 sore.

Berapa mangkok sih yang terjual? ” Ada sekitar 100 mangkok,” kata Kiwil. “Kurang dikit juga pernah, atau lebih dari 100 mangkok pun pernah,” tambahnya.
Yang pasti, untuk ukuran bakso tanggung yang tidak bermerk, omset jualannya sangatlah memuaskan. Apalagi, itu dia, Kiwil tak punya fasilitas lain untuk pembelinya sekalipun air minum. Pembeli memilih duduk di trotoar atau numpang di kios di sebelahnya yang merupakan toko kelontong.

Ada pengalaman lucu sekaligus mengherankan ketika ia menjual bakso dengan harga relatif murah. Ia pernah didatangi tukang baso kain, sampai 3 kali, dengan orang yang berbeda. Katanya, Kiwil ditanya kenapa ia bisa menjual bakso dengan harga murah yang disebutkan telah merusak harga bakso pada umumnya.

Jawabannya adalah, ” Saya kan tidak punya fasilitas apa-apa, tidak ada kios, tidak ada tenpat minum, dan orang duduk dan makannya pun di trotoar, jadi wajar harga jual segitu, sedangkan bakso yang harga Rp. 10 ribu ke atas ada fasilitasnya,” kata Kiwil.

Kiwil pun segera tidak mengacuhkan omongan tukang bakso lainnya yang datang berkali-kali, karena menurutnya rezeki sudah ada yang mengatur.

Lalu cerita lainnya ia juga menceritakan soal banyaknya orang yang ingin bekerjasama dengannya, dari mulai membuka cabang baru alias pikulan baso baru, membuka kios, sampai membeli paket usaha. Ada juga yang ingin menjado anak buahnya.

“Pada dasarnya saya senang kalau bisa mendatangkan peluang baru bagi orang lain, tapi bentuk kerjasamanya tidak nyaman buat saya, karena saya bekerja sesuka hati,” selorohnya.

Disebutkan, ia tak bisa berjualan setiap hari karena ia harus mudik ke Garut.

” Saya mah jualannya sudah enak begini, mau libur kapan dan mau jualan kapan, tapi bukan berarti tidak serius juga berjualannya,” ujarnya.

Kiwil juga pernah disarankan untuk membuka jualannya secara online, melakui aplikasi pengantaran makanan. Tapi ia kurang ahli katanya kalau harus ngoprek HP. Akhirnya, banyak tukang kurir yang suka nongkrong disini lalu posting basonya dan menunggu orderan. Bahkan ada yang sampai siaran langsung juga pas makan bakso, lalu orderan datang melalui tukang kurir.

” Saya mah jualan begini saja. Tapi kalau mau ada yang ambil peluang usaha dari usaha saya, boleh-boleh saja selama sesuai kemampuan saya, karena saya tidak akan dan tidak bisa menjanjikan usaha saya ini berkeuntungan besar,” kata Kiwil.

Oya, bagi yang mungkin belum merasakan bakso ini, bokeh di spill bagaimana rasanya dengan deskripsi kata-kata. Jadi, basonya ini bukan khas baso hasil resep bakso-bakso khas Jawa bukan bukan pula baso bening khas Tasik. Bakso ini pokonya resep asli Mang Kiwil yang katanya ia pernah juga menjadi karyawan baso Jawa sewakru di Bogor dulu. Rasa basonya tidak berbau anyir dari daging, tidak pula keasinan atau ada aroma bawang goreng yang tajam. Teksturnya kenyal, pas. Kuahnya pas juga dipadu dengan bahan pelengkap lain menjadikan baso ini sangat layak untuk menjadi alternatif bakso-bakso yang sudah ada, yang tentu sudah bermerk dan dikenal luas. Bagi penyuka bakso, rekomended untuk bisa mencicipi rasa bakso tanggung atau Baso Kiwil ini. Kiwil juga menyediakan baso urat, bakso telur dan bakso aci yang kini sudah banyak penyukanya. (*)

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *