Mendulang emas sudah biasa, meski hal ini tidak bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Harus dilakukan di tempat yang memang terdapat kandungan bahan tambang emas. Penambangnya tentu juga harus sudah ahli memilih bahan emas yang berkualitas dan berharga. Mendulang pasir, batu, dan bahan tambang lainnya di perut bumi juga sudah biasa. Mendulang kebaikan? Ini mah harus semua orang yah …
Bagaimana kalau mendulang sinar matahari? Ternyata bisa juga mendulang bahan alam yang gratis disediakan Sang Pencipta secara gratis sepanjang masa sebelum dunia ini kiamat.
Mendulang sinar matahari dilakukan oleh Beben Sukarsah (38) warga Dusun Babakan Cikamuning, Desa Mekarrahayu, Kecamatan Sumedang Selatan sejak 2017. Aktivitas ini sebenarnya sudah pernah dilakukan sejak tahun-tahun sebelumnya namun belum terkelola dengan baik. Sejak 2017, Beben mulai mendulang sinar matahari untuk bahan baku PLTS alias Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Beben memulainya dengan menggunakan akumulator dari motor lalu mobil dengan kapasitas penyimpanan 1 berbeda, ada yang kecil ada yang besar. Seiring berkembangnya pengetahuan tentang PLTS, sampailah mencoba akumulator khusus untuk PLTS sebanyak 3 buah, masing-masing kapasitas 100 ampere yang dibelinya dengan cara menyicil satu persatu.
” Saya mencoba akumulator yang Rp. 1,4 juta dalam kondisi bekas, karena tergolong mahal buat saya, saya beli satu buah dulu, lalu saya coba pasang dan saya juga membeli solar panel ukuran kecil,” kata Beben.
Solar panel yang digunakan adalah berkapasitas 120 watt dengan kisaran harga Rp. 700 ribu . Solar panel ini tidak ada yang bekas, sehingga mau tidak mau harus beli yang bagus dan baru. Selain itu, Beben juga membeli controller seharga Rp. 300 ribu-an.
Dari seluruh peralatan tersebut, mulailah Beben merangkainya lalu Beben juga membeli panel surya dimulai dari ukuran kecil juga, yaitu pertama kapasitasnya 120 watt sebanyak 5 lembar. Harga panel kisaran harga Rp. 700-Rp. 800.
Sedangkan controller harga Rp. 270 rb sampai dengan Rp. 500 ribu. Menurut Beben, controller seharga Rp. 4 juga ada yang kemampuannya sudah bisa traking berapa pendapatan cahaya dari solar panel dan berapa yang disalurkan, lalu bisa juga dikoneksikan ke komputer.
“Kontroler yang bagus bisa mengetahui ukuran akumulator dan kapasitasnya udah terisi berapa. Juga besaran tegangan dan arus sudah dapat terbaca. Kalau kontroler biasa mah hanya bisa mengendalikan saja tanpa ada pengecekan,” terang Beben.
Untuk satu buah solar panel dan satu buah akumulator, Beben hanya memasang lampu sedikit saja untuk beberapa ruangan di rumah.
Lama-lama, karena makin asyik mengotak-ngatik sistem solar panel, Beben akhirnya menambah peralatannya satu-persatu demi menambah daya listrik. Pasalnya, ketika cuaca redup, pendapatan cahaya matahari sangatlah kecil. Belum lagi, waktu efektif penambangan cahaya matahari hanya diasumsikan untuk 4 jam saja, mulai dari pukul 10.00 sampai dengan pukul 14.00. Jika solar panel sedikit saja, maka hasil tambang cahaya pun sedikit.
Sementara, jika cuaca panas, hanya dengan satu lembar solar panel pun, hasil tambang melimpah. Sayangnya, wadah penyimpanan cahaya sedikit alias akumulator berkapasitas kecil. Beben pun satu persatu menambah peralatannya.
“Setiap waktu itu kadang selalu tidak puas, merasa harus menambah peralatan karena kapasitas penampungan tidak cukuplah, solar panel kurang banyaklah, jadi setiap cahaya redup misal, wah kurang panel, tapi kalau cahaya panas, wah, wah aki kurang nih, belum juga kabel-kabel khusus untuk mengalirkan cahayanya,” tutur Beben sambil tertawa.
Alhasil, peralatan bertambah, biaya pun membengkak. Meskipun tak sekaligus mengeluarkan uang banyak, namun biaya yang terkuras cukup mengundang masalah dalam rumah tangganya.
“Setiap habis beli peralatan, istri marah, tapi ini kan demi mendulang sinar matahari yang akan jadi investasi kita, begitu saya katakan pada istri saya,” ucapnya masih sambil tertawa.
Jadilah kini Beben mempunyai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mandiri di rumahnya, dengan kekuatan 2400 watt atau 2,4 kwh perhari, terdiri dari 3 buah batere berukuran 100 ampere dan tiga solar panel.
Kini, rumah Beben pun sudah teraliri semuanya dengan PLTS, bahkan mesin cuci, pompa air dan barang elektronik lainnya pun mendapatkan pasokan dari PLTS.*